17 July 2013

Bagian 1# Empat “Haaah” untuk 4th Baluran Birding Competition




                Haaah untuk Talpat
                Haaah untuk Merbah cerucuk
                Haaah untuk Merak hijau jantan
                Haaah untuk Kemenangan Bionic yang mengherankan! :D


Rombongan Jogja berangkat tanggal 25 Juni 2013, waktu itu maz Shaim dan maz Zul ketinggalan kereta. Haduh...
              Sampai di Batangan 26 Juni 2013, seperti tahun lalu, sebelum berangkat ke Bekol, kami melakukan registrasi terlebih dahulu. Tahun ini, aku dengan personil tim yang sama (aku, maz Praja, maz Aji) dan dengan nama tim yang sama. Yang berbeda adalah cerita yang akan kami ukir tahun ini, oleh karena itu sepakat tim kami beri nama Bionic Kaki Lima Episode 2. Huahahaha :D
                Lomba tahun ini memiliki konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu tidak hanya sekedar mengumpulkan sketsa dan list burung tapi tahun ini peserta ditantang untuk menulis artikel. Kami benar-benar beruntung pada hari lomba yang pertama. Kami memutuskan berangkat ke salah satu tempat di Baluran yaitu Sumber Air Talpat yang terletak 4,5 km dari Bekol. Tidak ada kelompok lain yang terlihat berangkat menuju ke Talpat kecuali seorang fotografer. Sepanjang kanan kiri jalan yang berbatu dan berlumpur, dihiasi tanaman Akasia yang sudah menginvasi dan burung Tekukur biasa (Streptopelia chinensis), Perkutut Jawa (Geopelia striata), dan Dederuk Jawa (Streptopelia bitorquata). Begitu juga beberapa burung Merak hijau (Pavo muticus) dan burung-burung lain.
                Hal itu cukup membuat kami bosan karena burung-burung itu saja yang muncul. Tapi kami tetap bersemangat karena berharap di Sumber Air nanti akan ada burung-burung yang sedang asik mandi disana. Sekitar satu setengah jam kami berjalan kaki, akhirnya sampai di Sumber Air yang ada di Talpat. Sungai kecil berbatu dengan air yang mengalir perlahan diantara bebatuan seperti sungai Bajulmati yang berukuran kecil, sehingga bisa disebut "Bajulmati Kecil". Kami siap di titik pengamatan masing-masing menunggu burung-burung datang. Namun bukan burung yang datang tapi malah ratusan nyamuk yang datang menyerang. Plak plak plak!!. Tangan ini sibuk menyusir mereka.
              Sembari tangan sibuk mengusir buanyak nyamuk, terlihat beberapa Merbah Cerucuk (Pycnonotus goiavier) mulai mendekat. Aku kira ini menjadi awal yang bagus setelah melihat Caladi tilik (Picoides moluccensis) bertengger dibatang-batang pohon kecil yang ada di pinggir sungai. Mahkota berwarna coklat gelap, warna dada dan perut putih bercoret hitam dan bagian bawah ekor sedikit kemerah-jambuan Sedikit kemerah-jambuan!. Walaupun di MacKinnon tidak dijelaskan demikian, tapi aku yakin dengan apa yang aku lihat.
              Setelah berulang kali biang Caladi tilik muncul. Pandanganku teralihkan pada burung dengan kepala dan dada biru, perut putih yang menghadap kearahku. Burung itu bukan Sikatan ninon tapi Kehicap ranting (Hypothymis azurea) jantan karena salah satu ciri bagian mahkotanya terdapat jambul berwarna hitam pendek. Kemudian muncul burung dari seberang sungai. Dengan ekor seperti kipas, tubuh bagian atas berwarna gelap dengan perut putih dan kalung berwarna gelap. Bino yang aku gunakan waktu itu sedikit soak jadi pengamatan kurang maksimal. Terlebih lagi baterai kameraku habis sebelum bertempur Hiks. Namun dari ciri-ciri tadi cukup untuk mengetahui jenis burung tersebut yaitu Kipasan belang (Rhipidura javanica). Burung ini mampir di Sumber Air untuk minum sejenak dan pergi lagi. Kemudian datang burung Perkutut Jawa (Geopelia striata) bertengger di salah satu batang pohon yang menjorok ke sungai.
                Selain burung-burung itu, ada beberapa burung lain yang unident, maklum saya masih amatiran dan harus berpisah dengan maz Aji dan maz Praja walau hanya beberapa meter Hikshiks. Aku tidak mau sendirian lagi.
                Kesimpulan pengamatan hari itu di Sumber Air Talpat adalah Merbah cerucuk, Merbah cerucuk dan Merbah cerucuk. Tidak ada burung mandi yang terlihat satupun. Haaah...mungkin kami kurang beruntung untuk hari ini. Namun ketika perjalanan pulang ke Bekol, warna langit mulai berubah menjadi gelap dengan sinar matahari yang merah merona terlihat tiga ekor burung Julang emas (Aceros undulatus) menlintas di atas kami. Uhuuu keren, menjadi penutup pengamatan hari ini...
Bersambung...