09 February 2013

Follow Up Gelatik Part 2



Hari Kedua, 27 Mei 2012, pukul sekitar 04.30 saya terbangun dari tidur pulas dan sepertinya saya yang bangun pertama kali. Udara dingin menusuk-nusuk kaki saya yang tidak terbungkus kaos kaki. Segera saya bangun dari tempat tidur karena ingin pergi ke kamar mandi, namun ketika membuka pintu kamar banyak manusia berceceran tidur dilantai (haduuh kakak-kakak ku kasihaan). Niat saya batalkan, bermaksud agar tidak mengganggu tidur mereka.
Sambil menunggu semuanya terbangun, saya duduk geje ditempat tidur. Setelah semuanya terbangun dan melakukan persiapan, kurang lebih pukul 06.30 kami memulai pengamatan menuju ke Plawangan. Berangkat ramai-ramai menuju puncak plawangan (:D) lebih ramai daripada hari pertama yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Burung-burung yang ditemukan bermacam-macam, namun yang masuk dalam data saya adalah
1.     Sri Gunting, ditemukan sedang nangkring diatas pohon.
2.  Takur, saya tidak tau jenisnya dengan warna muka hitam, seperti memiliki kumis didekat paruhnya, dan warna bulu sayap hijau sedang nangkring diatas pohon cukup lama.
3.    Madu Gunung, dapat diamati kira-kira pada jarak kurang dari 3 meter, terbang kesana kemari mencari makan. Sungguh mengasikkan.
4.  Ciu Besar, berpindah-pindah cabang pohon sambil berkicau-kicau. Kata maz Juqi kicauannya yang bagus menjadi ciri khas burung ini.
5.   Ciu Kunyit, berpasangan sedang bermain-main salah satu cabang pohon, diamati dengan jarak yang cukup dekat.
6.  Walik Kepala Ungu, ditemukan lagi nangkring di atas pohon, lebih dari 5 ekor jantan dan betina.
7.  Elang/Raptor, sekitar pukul 09.00 lebih, dua ekor sedang terbang kemudian hinggap sarangnya. Jenis tidak bisa diketahui karena jaraknya yang jauh dan siluet. Sempat membuat heboh semuanya, dan saya juga (hehehe #kewawa geli, pada ga’ pernah liat Raptor yah).
8. Sikatan Belang, berwarna hitam putih ditemukan dipuncak Plawangan dan satu-satunya burung yang saya jepret dihari kedua ini.



Dari sekian banyak anggota BIONIC yang naik, hanya “Kami” (saya, Ekky, Mb Mun, Mb Novi, Mb Emi, Mb Cinun, mb Aul, Maz Arif, Maz Praja dan sepertinya ada Maz Adin) yang sampai dipuncak Plawangan pertama kali. Puas menikmati pemandangan dipuncak Plawangan, kami turun dan bertemu rombongan yang lain yang masih asik berada dititik dimana dilihat Raptor dan Walik Kepala Ungu yang pada saat itu juga masih banyak yang bertengger.
Kami berhenti sebentar dan setelah itu tanpa Maz Praja melanjutkan perjalanan turun. Dan semakin lama Mb Mun menghilang dari belakang Kami. Kemudian di susul Maz Adin. Hampir sampai bawah “Kami yang tersisa” bertemu rombongan Mb Nidhi, Mb Yuyun dkk dan Maz Hafiz, Maz Abdu, Maz Zul yang baru akan naik (laaahhh?). Setelah beristirahat dan mengobrol sebentar (sambil minta minum yang pada saat itu saya hampir dehidrasi, terimakasih Maz Hafiz ^o^) “Kami yang tersisa” melanjutkan perjalanan turun.
Tiba-tiba, “kusrak kusrakkk !! bruuukk.” muncul Maz Wahab yang turun melalui jalan yang tidak benar (jalan pintas) dengan kemiringan hampir 90o. Kemudian muncul dua anak kecil (laki-laki) dan mencoba naik menemui ibu dan adiknya yang sedang berjualan diatas melewati jalan yang tidak benar itu (gara-gara melihat Maz Wahab). Kami sudah memperingatkan kedua anak tersebut namun mereka tetap mencobanya. Kami terhenti memperhatikan dua anak kecil tersebut sambil berjaga-jaga dibawah jika mereka terjatuh. Belum sampai setengah jalan mereka menyerah dan kembali turun dibantu Maz Arif. (“Sekarang lewat jalan yang benar dulu ya, Nak ! besok kalau udah kuliah ambil jurusan Biologi (:D),” kata saya dalam hati)
Kami yang sekarang ditambah Maz Wahab menuju Wisma Sono Reno. Sampai disana kami beristirahat sembari menunggu yang lainnya kembali. Setelah semuanya sudah berkumpul dan siap untuk pulang (waktu menunjukkan hampir jam 13.00), saya malah merasa tidak mau pulang karena sudah nyaman disana bersama keluarga besar KPB BIONIC (so sweet banget dah).
Namun bagaimana pun juga kami harus segera pulang sebelum diusir pemilik wisma (hehe). Saya dan Ekky pun pulang dengan selamat. Alhamdulillah.
Terimakasih kepada semua keluarga besar KPB BIONIC yang telah mengajarkan saya banyak hal mengenai burung, pengamatan dan kebersamaan melalui Follow Up Gelatik ini. Big THANKYOU kepada keluarga baru saya (:D)

Follow Up Gelatik Part 1



Hari Pertama, Saptu 26 Mei 2012, saya dan teman-teman yang semuanya dari kelas Biologi Swa’11 memutuskan untuk ikut acara Follow Up Gelatik yang diadakan oleh KPB BIONIC UNY, hihi. Saya sudah mencoba mengajak teman dari Biologi Sub’11, namun tidak ada hasil, walaupun dengan sedikit paksaan sekali pun (wkwkwk). Yasudahlah, akhirnya “Kami” (saya, Ekky, Ida, Ari, Dina, Neni, Deswi, dan Dili) berkumpul di karangmalang dan mulai berangkat pukul (kira-kira) setengah tujuh menuju BBC atau disebut juga Bionic Base Camp (saya baru tau) dikawasan Condong Catur.
Saya boncengan dengan Ekky melesat dengan kecepatan standar, walaupun begitu diperjalanan kami sempat terpisah-pisah. Akhirnya, saya dan Ekky yang sampai BBC pertama kali (huahaha, hus). Seperti biasa, suasana di BBC masih sepi, hanya ada maz Kukuh, maz Shaim, maz Wahab, mb Munif (master of the Bionic) dan yang lain tidak terlihat, ada juga yang tidak dikenal. Setelah itu disusul teman-teman yang lain dan juga maz Nizar (ketua penyelenggara) yang harus ditelepon dulu sama maz Kukuh.
Setelah beberapa saat maz Nizar datang dan persiapan sudah siap, kami berangkat ! Entah rencana awal berangkat jam berapa, yang penting berangkat (:D).  Rombongan “Kami”, ditambah maz Nizar, Mb Munif, dan Mz Wahab berangkat duluan. Wuusss, sampai didaerah Kaliurang sudah ditunggu oleh rombongan Mb Ayu (staff of the Bionic) dan setelah itu kami semua menuju Wisma Sono Reno.
Kesan pertama melihat Wisma Sono Reno, lumayan juga. Seletah pintu dibuka dan melihat isinya. Wao nyaman ! Ketika saya mencoba berbaring ditempat tidurnya. Wkwkwk.
 Sambil menunggu rombongan maz Kukuh datang, “Kami” dan kakak-kakak yang ada, mengawali pengamatan disekitar wisma kira-kira waktu itu sekitar jam 09.00 WIB. Dihalaman depan wisma banyak sekali burung berterbangan terutama sejenis Walet-waletan dan segerombolan burung lain yang memiliki warna mahkota hitam, leher hingga dada berwarna putih, punggung dan sayap coklat, ekor hitam dan tungging kuning. Kok hafal? karena saya punya fotonya J. Mencoba-coba kamera milik Ayah, yang ternyata lumayan juga, hehe. Dari ciri-cirinya, burung ini adalah Cucak Kutilang. Bagi saya, ini pertama kalinya saya benar-benar bisa merasakan nikmatnya mengamati burung. Karena waktu itu, burung ini cukup mudah diamati karena bergerombolan. Ada yang tertangkap kamera sedang minum nectar dari bunga yang tidak diketahui namanya. 

            Sedang asiknya mengamati, kami dipangil kembali ke Wisma karena rombongan maz Kukuh sudah datang (:D). Awalnya dilakukan pembagian menjadi dua kelompok yang akan melakukan pengamatan di Gua Jepang dan Plawangan. Namun karena semuanya ingin ke Gua Jepang akhirnya ramai-ramai deh kesana. Diawal perjalanan yang tidak jauh dari wisma, kami disambut oleh burung yang telah sangat saya kenali yaitu Bentet Kelabu. Kenapa saya sangat kenal? Hihi rahasia.
Lalu, ketika mulai memasuki kawasan parkiran saya melihat sebangsa Sri Gunting karena ciri khas ekornya yang seperti “Gunting” dan berwarna gelap. Terbang dari arah (kalo enggak salah) timur ke barat, bertengger di atas pohon beberapa saat kemudian kembali ketimur lagi (haha burung Geje).
Diperjalanan menuju Goa Jepang, kami menemukan banyak burung. Dan entah kenapa datanya semrawut membuat saya menjadi bingung. Yang saya ingat, ketika mb Mun melihat gerak-gerik burung dibawah ini
  
Kalau tidak salah burung ini adalah Opior Jawa (bener enggak?). Burung ini terlihat sangat lucu dan imut-imut (gemeess >.<). Cukup lama burung ini bertengger dipohon itu sambil berdandan (uwao). Merentangkan sayapnya dan merapikannya dengan paruhnya. Pemandangan yang sangat indah, tapi karena saya sibuk dengan kamera saya yang hasil jepretannya kebanyakan tidak fokus, saya ketinggalan acaranya dan tidak bisa mengamatinya dengan lebih jelas menggunakan bino (huhu).
 
            Perjalanan pun dilanjutkan dan banyak lagi burung yang ditemukan maz-mbk, tetapi saya tidak melihatnya (sedih).
Hampir sampai di Gua Jepang, langkah maz Kukuh dihentikan oleh seekor burung yang tidak tau jenis apa tapi saya sempat menjepretnya
Sesampai di Gua Jepang kami berfoto-foto sebentar kemudian melanjutkan perjalanan. Ada hal yang membuat saya heran, yaitu kenapa ada asap yang mengepul dari tanah disekitar bawah mulut gua? Lupakan.
            Kami terus melangkah dan akhirnya sampai daerah pohon-pohon yang ada lubangnya, kata maz Nizar sarang Betet. Kami memutuskan untuk beristirahat disekitar situ sambil tetap melakukan pengamatan. Oh iya, sebelum sampai sarang Betet, maz Kukuh melihat burung Srindit Jawa dan kelihatan sangat hiteris (?) memanggil-manggil maz Nizar yang membawa kamera menghilang ntah kemana, dan akhirnya saya yang menjepretnya dan hasilnya kurang fokus T.T
            Kembali lagi ke tempat istirahat, disana mb Mun memutar rekaman suara burung, sepertinya untuk memancing burung, tetapi kelihatannya tidak membuahkan hasil. Hehe.
Selang beberapa saat, burung Walik Kepala Ungu, yang sempat menjadi Kepala Oranye karena Ekky salah lihat (hehe), nangkring dipohon belakang kami lumayan dekat dan cukup lama. Saat itu saya merasa sangat puas dapat mengamati sampe bosen burung indah ini dari dekat. Kemudian pandangan kami teralihkan kepada burung Madu Gunung yang datang untuk menikmati nectar dari bunga putih yang tumbuh menempel dipohon. Ada burung lain, namun saya tidak tau burung apa.
Walik ini hasil jepretan maz Kukuh
Terus ini burung Madu Gunung nya
Lalu kemudian, kami pulang ke Wisma. Diperjalanan pulang saya tidak melakukan pengamatan karena beberapa alasan. Satu, saat pulang lebih sering lihat bawah daripada atas. Kedua, capek.
Diwisma setelah kami beristirahat sebentar kemudian kami berdiskusi tentang pengamatan di Goa Jepang sekitar pukul 14.00, saat berdiskusi berulang kali Tekukur Biasa mondar-mandir. Dan lagi-lagi kami melihat Betet Kelabu yang sedang menclok cukup lama dipuncak pohon cemara wisma sekitar pukul 15.00 lebih. Kesempatan itu digunakan untuk latihan giscoping. Setelah diskusi selesai, Dili, Ida, Ari, Deswi, Dina dan Neni pulang L meninggalkan saya dan Ekky sendirian berdua (nyesel kalian ga ikud :P). Say Bye kepada mereka semua dan Say Hello kepada kakak-kakak lain yang baru datang :D Mb Bina, Mb Elok, Mb Leli, Maz-maz yang lain dkk (asiikk).
Pengamatan sesi dua pun dimulai ! Waktu kurang lebih menunjukkan pukul 16.00, bersama-sama dimulai dari jalanan kiri wisma, didapati Tekukur Biasa sedang asik berduaan bertengger atap rumah. Perjalanan dilanjutkan, Maz Praja bilang “Burung Madu”, tapi saya tidak melihatnya. Lalu, kami semua dikejutkan oleh burung yang mempunyai ekor seperti jarum terbang dari arah barat ketimur. Yak, burung tersebut adalah Betet namun siluet ^^
Dijalan sambil memetik buah sana sini dan bercanda-canda, tak terasa kami sudah sampai depan wisma. Masuklah sesi istirahat sampai sekitar jam setengah tujuh malam. Sebelum dimulai sesi materi, hape Ekky bergetar karena ada sms, namun.... tidak ada nomor dan isi dari sms itu. Sontak Mb Bina, Mb Elok, dan Mb Fanny yang waktu itu berada dikamar, lari keluar sambil teriak, “Waaa waaa !!”. Karena semuanya lari, saya jadi ikut lari (ckck).
Masuk sesi materi, yang menjadi pembicara pertama adalah Maz Willy tentang Sketsa Burung dilapangan, dan pembicara kedua Maz Juqi (Zulqarnain) tentang cara mengenali burung dilapangan (kalo nggak salah). Ditemani rasa ngantuk-ngantuk saya mencoba mendengarkan dengan baik. Dan satu hal yang masih kurang, “Maz Nizaar filmnya manaa???” Mungkin karena sudah terlalu malam sesi nonton film yang dikatakan Maz Nizar dibatalkan. Setelah Maz Juqi menyudahi materi yang ia bawakan. Saya segera tidur. Dan hari pertama Follow Up Gelatik disudahi sampai disini =)

The First (for me) 3rd Annual PLN-Birding Competition 2012

Dari rumah...
        Perjalanan dimulai tanggal 12 Juli 2012 menuju suatu tempat yang konon katanya menakjubkan yaitu Taman Nasional Baluran. Segala persiapan sudah disiapkan jauh-jauh hari, dengan membawa tas ransel yang dulu aku beli didekat perumahan TNI AU Yogyakarta untuk membawa segala keperluan sehari-hari, tas merah kepunyaan mamaku untuk membawa segala jenis makanan, dan satu tas kecil untuk membawa kamera, alat tulis dan tempat minum.
        Pukul 06.30 WIB, aku mulai berangkat dengan diantar menggunakan sepeda motor Mio Soulku. Sembari merasakan dinginnya angin yang menerpa, tiba-tiba tali tas kecilku terlepas, dan membuat tas kecilku terjatuh ditengah jalan. Rasa panik campur aduk melihat tas kecil malangku dilewati beberapa mobil. Air mataku tak sadar menetes ketika melihat ada Bus Pariwisata yang melintas tepat diatas tas kecil malangku. Segala isinya hancur kecuali buku tulis, membuat air mataku semakin deras mengalir setelah melihat kamera satu-satunya yang papaku miliki telah hancur. T.T    
        Yang sudah biarlah sudah, hanya itu yang bisa aku lakukan waktu itu. Dengan mata merona basah dan muka kusut, aku sampai di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Tidak tahan untuk tidak menceritakan kejadian yang baru aku alami kepada teman-teman yang sudah berkumpul disana, dan tidak kuat menahan tangis jika aku menceritakannya. Segala macam dukungan diberikan kepadaku oleh beberapa teman yang sudah tahu ceritanya. Aku harus mengikhlaskannya dan memulai perjalanan yang baru pertama kali aku lakukan yaitu menggunakan Kereta Api.    
        Kereta kami berangkat pukul 07.35 WIB dan mulailah bagian menyenangkannya. Segala sesuatu mulai dari makanan, minuman, baju, asesoris, sendal, buah segar dll ada dikereta kelas ekonomi yang kami tumpangi. Menariknya para penjual itu berjualan dengan suara-suara yang unik dan tidak biasa, membuat gelak tawa dan menghilangkan rasa bosan selama perjalanan yang kurang lebih 13 jam menuju Stasiun Banyuwangi.    
        Semakin malam, penumpang semakin sepi yang artinya kereta semakin luas :D. Karena tempat duduk kereta banyak yang kosong, kami memanfaatkan itu untuk berbaring. Sempat aku tertidur lelap, tapi seorang kakek-kakek malah membangunkanku padahal stasiun tujuanku masih lumayan jauh.    
        Sesampai di Stasiun Banyuwangi kurang lebih pukul 22.00 WIB, setelah itu kami bertemu dengan beberapa teman yang telah berangkat terlebih dahulu didepan stasiun. Beberapa menit kami rombongan dari Yogyakarta menunggu truk yang akan menjadi kendaraan kami menuju Batangan. Batangan adalah salah satu nama tempat yang ada di Taman Nasional Baluran.    
        Perjalanan menuju ke Batangan mencapai 1 jam dengan berdiri diatas truk. Rasa lelah dan mengantuk bercampur kala itu, namun pemandangan langit yang sangat indah disuguhkan oleh alam. Aku terperanga kagum melihat banyak sekali bintang yang bertebaran diatas langit yang hitam kelam membentuk sungai bintang yang tidak akan terlihat di daerah Yogyakarta. Tidak bosan-bosannya aku memandangi langit hingga tanpa sadar kami telah sampai di Batangan. Segera setelah sampai kami tidur disalah satu ruangan bersama orang-orang dari daerah lain yang telah sampai duluan.

Perjalanan ke Bekol...
        Pagi yang indaaaahhh datang. Tanggal 13 Juli 2012 di Batangan, dilakukan registrasi peserta, pengambilan kaos dan alat tulis. Tapi sebelum itu harus memberi nama tim yang sempat membuatku bingung. Tim yang terdiri dari tiga orang yaitu maz Praja, maz Aji dan aku sendiri akhirnya diberi nama Bionic Kaki Lima (BKL). Kenapa Kaki Lima? Entahlah.
         Setelah itu penentuan salah seorang dari masing-masing tim yang akan pergi ke Kacip (lokasi digunung Baluran). Seluruh tim dari Bionic menangajukan satu orang kecuali tim BKL karena katanya tidak siap dan tim RM Bionic Sip karena hanya terdiri dari 2 orang. Dengan sarapan sepotong roti, mulai berangkat menuju tempat nge-camp kami yang sebenarnya yaitu di Bekol (nama tempat). Truk kami bergoyang kesana kemari mengikuti irama batu-batuan yang ada di sepanjang perjalanan.     
        Kurang lebih 1 jam kami bergoyang diatas truk melewati hutan dan semak, pada akhirnya pemandangan berganti menjadi savana dengan rumput-rumput keringnya. Tidak jauh dari situ tempat tujuan kami telah sampai, Selamat Datang di Bekol. Mendirikan tenda dibawah pohon itulah yang dicari. Banyak sekali Macaca fascicularis atau Monyet Ekor-panjang yang berkeliaran. Dan juga burung tercantik yang eksotis yaitu Pavo muticus atau Merak Hijau berjalan kesana-kemari seperti ayam rumahan, tidak terlihat sebenarnya mereka adalah burung liar sehingga bisa diamati sepuasnya.    
        Siang hari yang panas kami mulai memasak dan makan bersama. Pembukaan The 3rd Annual PLN-Birding Competition 2012 dilakukan sore hari. Dan dimalam hari kami mulai tidur ditenda masing-masing. Hal yang menyenangkan adalah tidur diatas tanah yang bisa dikatakan sangat tidak rata, serasa terapi batu giok. Sakit di pundak kiri yang aku bawa dari rumah sembuh seketika.

Birding Competition dimulai !
        Tanggal 14 Juli 2012 tiba setelah alarm dari hape membangunkanku jam 04.00 WIB dari tidur nyenyakku. Segala persiapan dilakukan untuk memulai lomba hari ini. Masing-masing orang tim dari Bionic telah dibagi ditempat tertentu. Dari tim BKL mas Praja bertugas di Bekol dan sekitarnya sedangkan mas Aji plus aku di Bajulmati. Bajulmati adalah tempat mengalirnya sungai yang dihiasi batu-batuan besar dan kecil. Dan menurut buku Birds of Baluran Nasional Park banyak burung endemik dan terancam punah yang ada dilokasi ini. Perjalanan ke Bajulmati memerlukan waktu lebih dari 1 jam menggunakan truk. Diperjalanan beberapa burung terlihat yaitu Gallus varius (Ayamhutan Hijau), Macropygia emiliana (Uncal Buau), Halcyon chloris (Cekakak Sungai),dan Pavo muticus (Merak Hijau)  jantan yang sedang menyebrang jalan, satu-satunya Merak Hijau jantan yang aku lihat.    
        Kami yang terdiri dari aku, Ratna, Eky, Ari, Dian, Mb Nungki, Mb Atiya, Mas Aji, dan Mas Abdu yang beruntung berkesempatan menyusuri sungai Bajulmati. Dimulai dari garis start pukul 7.30 WIB, Birding Competition pun dimulai !. Kami bersama-sama menyusuri sungai dan bertemu dengan Pycnonotus aurigaster (Cucak Kutilang), Pycnonotus goiavier (Merbah Cerucuk), Rhyticeros undulatus (Julang Emas), Megalaima javensis (Takur Tulung-tumpuk), Megalaima australis (Takur Tenggeret), Megalaima haemacephala (Takur Ungkut-ungkut), Gallus gallus (Ayamhutan Merah), Chalcophaps indica (Delimukan Zamrud), Pycnonotus simplex (Merbah Corok-corok), Pericrocotus cinnamomeus (Sepah Kecil), Pericrocotus flammeus (Sepah Hutan), Hemipus Hirundinaceus (Jinjing Batu), Merops leschenaulti (Kirikkirik Senja), Macronous flavicollis (Ciungair Jawa), Coracina javensis (Kepudangsungu Jawa), Rhipidura javanica (Kipasan Belang), Halcyon cyanoventris (Cekakak Jawa), Halcyon chloris (Cekakak Sungai), diantara keraguan Cinenen Kelabu atau Cinenen Pisang, dan yang paling spesial adalah Enicurus leschenaulti (Meninting Besar) yang membuat hati penasaran ingin melihatnya, disepanjang perjalanan suara khas nya datang dan pergi menggiringi tiap langkah kaki kami. Berulang kali ia hanya muncul sebentar diatas batu-batuan besar yang ada disungai.
        Setiap bertemu burung, tidak lupa kami buat sketsanya. Gambar Kipasan Belang perpaduan aku dan mas Aji bagus lho, tapi hilang. Dengan bermodalkan kamus andalan mas Aji, kami berhasil menggambar 20 spesies burung. Karena masih sulit menggambar objek yang bergerak. Matahari semakin naik, rasa lapar dan lelah membuat kami berhenti dipinggir sungai yang penuh dengan batu besar. Sambil menyelesaikan gambar, kami makan bersama dan mendirikan sholat. Gemricik air sungai dan rindangnya pepohonan membuat kami merasa betah berlama-lama disana hingga sore hari.
        Waktu dirasa cukup sore, kami segera kembali ke garis start karena tidak mau terlambat. Sampai pada akhirnya dikumpulkanlah hasil sket kami kepada panitia. Sambil menunggu truk yang menjemput kami, kami mengisi waktu dengan berfoto bersama-sama peserta lainnya.    
        Diperjalanan pulang, aku melihat hutan jati yang terbakar, entah disengaja dibakar atau tidak. Lalu sekelompok Kerbau/Banteng disemak-semak, dan sekelompok Rusa dengan pejantannya. Dan juga pemandangan savana dimalam hari yang dipenuhi bintang, subhanallah sangat menakjubkan. Aku tidak menyesal berdiri menahan rasa pegal yang ada dikaki selama perjalanan pulang.    
        Sesampai di camp Bekol, tiap tim harus mengajukan dua orang untuk mengikuti kuis. Dan aku yang kebagian jaga tenda, tidak begitu tahu apa saja yang dilakukan saat kuis karena aku hanya sempat mengikuti beberapa menit saja dan kemudian tertidur. Dari beberapa menit yang aku tahu, didalam kuis diminta menyebutkan jenis burung yang ada pada gambar.

Pengumuman pemenang..
        Dan tanggal 15 Juli 2012 telah tiba. Dihari tersebut adalah acara bebas. Tidak begitu ingat apa saja yang aku lakukan. Yang aku ingat pada siang hari mengikuiti mas Fajri dan mba Mala naik keatas gardu pandang, aku melihat seekor Elang tidak diketahui jenisnya terbang melayang. Selanjutnya sore hari kami dari Bionic naik kegardu pandang paling atas. Diatas sana, kami dapat melihat pemandangan yang sangat indah yaitu Gunung, Hutan, Savana, dan laut yang biru (Pantai Bama). Angin yang kencang menerpa tiap burung Walet yang terbang didekat gardu pandang, terlihat berat mereka terbang namun indah. Banteng dan Rusa tidak mau kalah memperlihatkan kekompakkan mereka. Dan lucunya ada seekor Rusa dengan mahkota rumput kering diatas kepalanya.Malam harinya, acara penutupan dan pengumuman pemenang. Dan dari Bionic membawa pulang teropi Peserta Berpotensi dari tim yang terdiri dari mas Wahab, mas Fajri dan mas Alfa. Hal yang membuat aku geregetan adalah ketika pembaca pemenangnya menyebut nomor tim 50, “Juara blablabla nomor 50..............7” “Juara blablabla nomor 50..................4”
(Manihooot!! Tim Bionic Kaki Lima nomor 50, jangan seperti itu dong bacanya pak!)

Ardea sumatrana bikin ngileeerr....
        Tanggal 16 Juli 2012, acaranya adalah trip to Bama Beach. Kami mulai pagi dengan berjalan kaki menuju Pantai Bama. Jalanan yang penuh dengan bebatuan dan terpaan matahari yang panas tidak meluruhkan semangat kami. Hingga semuanya terbayar sesampai di Bama, pantai dengan pasir putih dan laut hijau-biru sangat memanjakan mataku. Apa lagi yang akan dilakukan? Aku dan beberapa teman memutuskan untuk naik kapal menuju Tanjung Bilik. Apa itu? Aku kurang tahu. Awal perjalan, rasa takjub melihat air laut berubah warna dari hijau ke biru, dan pemandangan pulau, hutang mangrove, tebing-tebing, batu karang, gunung selalu menghiasi tiap perjalanan. Tapi kok enggak sampai-sampai? perjalanan kurang lebih sudah mencapai 1 jam terombang-ambing diatas lautan. Rasa mual dan pusing mulai menyerang, aku sudah tidak tahan dalam kapal kecil itu. Tapi apa yang bisa aku lakukan selain menunggu?    
        Kapal mulai melambat, menandakan bahwa kami telah sampai pada tempat tujuan. Ada apa? Tidak terlihat ada sesuatu yang istimewa ketika memandang dari atas kapal. Namun ketika turun dari kapal yang airnya mencapai diatas lutut, barulah terlihat keindahannya. Tanjung Bilik begitu indaaahhhh. Pemandangan air laut biru nan tenang memantulkan birunya langit dan bayangan hutan mangrove. Pasir putih yang terendam air laut dangkal (kurang lebih 2-5cm) membuat kita terasa berjalan diatas air. Haha mengasikkan. Banyak sekali Ikan Gelodok yang dapat berlari cepat diatas air, didekat akar-akar napas yang menyundul dari dalam pasir.    
        Dan waktu untuk burung pun dimulai, suara dengung dari sebuah kerang yang ditiup oleh salah satu awak kapal, menandakan waktu untuk pulang. Namun tiba-tiba seekor, dua ekor, tidak tapi tiga ekor burung Esacus neglectus (Wiliwili Besar) terbang mendekat dan mendarat cukup lama. Semua peserta tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menjepret sepuasnya. Dua ekor Elang yang tidak diketahui jenisnya pun berlenggak-lenggok cukup lama dilangit yang biru, dengan mata telanjang aku amati, terlihat salah satunya berwarna hitam dan yang satunya lagi berwarna coklat. Tidak tanggung-tanggung seekor Ardea sumatrana (Cangak Laut) mengepakkan sayap lebarnya melintas dengan anggunnya dan hinggap disalah satu pohon mangrove. Kagum, senang, dan menyesal (arrrrrrrggghhhhhh tidak membawa binokular dan kameraaa!!!!!). Bersama temannya yang berwarna putih, Cangak Laut yang berwarna hitam tersebut terbang melintas dihadapanku dan menjauh. #nangis darah mojok disudut ruangan dengan sorot lampu (T_T)
        Terlebih lagi ketika perjalanan pulang si Cangak Laut tersebut masih saja terlihat bergaya diatas batu karang, dua kali !!!. Dan juga sejenis Kuntul berwarna putih yang sedang mencari makan dibatu karang pinggir pantai hutan mangrove. Iya hanya bisa diamati dengan mata telanjang #brakot badan kapal.    
Aku pengen kembali lagiiiiii....

Kembali ke Bama, Bekol, dan Pulang...
        Ombak yang lumayan tidak bersahabat menghiasi perjalanan pulang, cipratan air terus masuk kedalam kapal membangunkan tidur kami. Namun kapal terus melaju mengantar kami kembali ke Bama menerjang ombak. Wiii naik.. mbyuuur turun, asik.    
        Aku dibangunkan oleh salah seorang temanku yang bernama Ratna. “Rel, ndelok o manuk kae” “Endi?” mataku masih berkunang-kunang. “Kae lho” “Sik” masih saja berkunang-kunang. Hingga mataku sudah bisa melihat dengan jelas, ternyata sekelompok burung berwarna dominan putih sedang berpesta menyerang air laut, pasti dan tentu dibawah banyak ikannya. Indah sekali!!! Dengan background langit yang berwarna sedikit oranye dan bayang hitam burung-burung itu terlihat dari kejauhan, terus aku pandangi hingga tidak terlihat lagi.     
        Kapal mulai melambat, kami berhenti. Tapi tidak dipantai Bama namun belakang pantai Bama, begitu kata pak awak kapal. Turun dari kapal, celana yang telah kering menjadi basah lagi. Apa yang ada dibawah air? Terumbu karang, dan segala macam kehidupannya ada disana. Baru pertama kalinya aku menyentuh Favites sp dan jenis lain yang masih hidup langsung didalam laut. Selain vegetasi tumbuhan, juga banyak hewan laut yaitu Bulu Babi, Landak Laut, Ikan warna warni, Gurita, Bintang Mengular bahkan Ular Laut dan lain-lain. Terlebih lagi semuanya dalam keadaan hidup. Tidak seperti spesimen awetan yang ada dikampus, haha.    
        Perjalanan dari belakang Bama ke pantai Bama lumayan jauh, tapi tentu saja tidak terasa lelah jika disepanjang perjalanan diberikan suguhan pemandangan oleh Yang Maha Kuasa. Pada sore itu, air laut surut dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh banyak Macaca fascicularis mengais-ngais makanan. Dan untungnya, kami pulang ke Bekol dijemput truk. Jika harus berjalan kaki sejauh 2km lagi mungkin aku sudah tidak tahan.    
        Sesampai di Bekol, kami beres-beres tenda dan siap untuk pulang dengan membawa buku Birds or Baluran National Park yang ditanda tangani langsung oleh mas Swiss Winnasis salah satu penulisnya. Sampai jumpa lagi Tanjung Bilik, Bama, Bekol, Savana, Gunung, Evergreen (belum sempat kesana), Batangan, Bajulmati, dan Banyuwangi. Malam itu kami bermalam distasiun Banyuwangi beristirahat sembari menunggu tanggal 17 Juli 2012 06.00 WIB, keberangkatan kereta kami Sri Tanjung kembali menuju Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.