19 March 2014

Nectariniidae “tidak” Makan Nectar




          JBW (Jogja Bird Walk) merupakan salah satu agenda setiap bulan PPBJ (Paguyuban Pengamat Burung Jogja). Hari itu tanggal 16 Maret 2014, pagi hari yang cerah menggugah semangat untuk berpengamatan burung bersama kawan PPBJ ke lokasi Krengseng Kiskendo Kulon Progo. 

            Beberapa jenis burung menjadi list baruku, yaitu Cabe bunga api yang sangat umum ditemui disana, Anis kuning yang katanya migrant dari negeri utara, dan Pelanduk topi-hitam. Seekor Pelanduk topi-hitam yang selama ini bikin penasaran, sekarang terbayarkan sudah…. Burung ini berjalan dengan lucunya :3 melangkah dengan kakinya yang jenjang Ucuk-ucuk ucuk-ucuk. Kiskendo memang istimewa :)

Pelanduk topi-hitam
 
Cabe bunga api

Cabe bunga api tampak belakang

Seekor Burung-madu kelapa termasuk family Nectariniidae teramati pagi itu sekitar jam 7. Famili Nectariidae biasa dikenal sebagai burung madu, atau burung penghisap nectar yang ada dibunga-bunga. Burung family Nectariniidae sering diketahui membantu penyerbukan bunga-bunga agar dapat berkembang menjadi buah. Namun, ternyata ada fakta unik disini seperti yang di ungkapkan John Mackino dibukunya “burung-burung SKJB” bahwa family ini umumnya pemakan nectar, tetapi ada juga pemakan serangga dan sari bunga. Seperti Burung-madu kelapa yang teramati pagi itu, dengan gerakannya yang gesit, burung itu berhenti sejenak dibatang pohon kemudian menikmati sarapannya, yaitu seekor ulat. 
Burung-madu Kelapa
Burung-burung lain yang teramati
1.      Burung madu sriganti
2.      Pelanduk semak
3.      Cinenen kelabu
4.      Cipoh kacat
5. Cinenen Jawa, dengan ciri khas warna kuning dibagian perutnya, yang membedakannya dengan Cinenen kelabu
Cinenen Jawa
6.      Wiwik kelabu
7.      Sikep madu Asia, dengan ciri khas bentuk kepalanya yang kecil
Sikep madu Asia
8.     Elang alap Cina, dengan ciri khas warna hitam dibagian ujung sayapnya
Elang alap Cina
9.      Cekakak Jawa
10.  Cucak kutilang
11.  Bondol Jawa
12.  Sepah kecil
13.  Srigunting kelabu


Dan....Terimakasih PPBJ :)
Bionic Mumu~


10 March 2014

Bagian 2# Empat “Haaah” untuk 4th Baluran Birding Competition

Melanjutkan cerita yang tertunda tahun lalu tentang 4 Haaah di Baluran
                Haaah untuk Talpat
                Haaah untuk Merbah cerucuk
                Haaah untuk Merak hijau jantan
                Haaah untuk Kemenangan Bionic yang mengherankan! :D


Hari kedua lomba 28 Juni 2013, kami memutuskan pergi ke Evergreen, dan berharap menemukan sesuatu yang umum yaitu Merbah cerucuk (!!) karena akan menjadi tema artikel kami. Benar saja, Merbah cerucuk teng tlecek koyo telek!.  Kenapa begitu? Adakah faktor alam yang mempengaruhinya? Itulah yang akan kami bahas. Beberapa burung mampir dimata kami, yaitu Caladi tilik (Picoides moluccensis), Gelatik Jawa (Padda oryzivora), Pergam hijau (Ducula aenea), dan Elang-ular bido (Spilornis cheela). Kami tidak berlama-lama di Evergreen dan segera kembali ke Bekol, diperjalanan kami bertemu maz Willi, maz Adin dan maz Han yang sedang duduk asik disamping kubangan air yang penuh dengan segerombolan Bondol peking (Lonchura punctulata).
Gelatik Jawa

Pergam hijau
       
Elang-ular bido


ini nih Merbah Cerucuk!
immature

 Sampai di Bekol, kami duduk dibawah pohon, terasa sejuk dengan semilir angin. Kami mencoba menyusun artikel yang kami buat. Sebelum itu aku bertanya pada maz Swiss Winnasis, “maz, kenapa Merbah cerucuk di Baluran banyak banget ya?”
“ya emang biasanya banyak begitu” jawabnya
“ga berpengaruh pada musim? kalo musim panas juga banyak kayak begitu maz?
“setiap tahun Merbah cerucuk dan bangsa Columbidae selalu mendominasi”
                Batinku, Haaah Merbah ceru-cuk!
Pernyataan dari maz Swiss tersebut mematahkan dugaan kami sebelumnya. Gara-gara itu kami seperti bertemu jalan buntu. Tapi setelah waktu penulisan artikel tiba, maz Praja dengan segala isi yang ada di otaknya itu dituangkan. Yowis maz sak karepmu.. hehe. Sederhana, seadanya, dan sejadinya. Waktu itu memang otakku tidak mau berfikir, hehe. Jadi begini pembagian tugasnya, maz Praja menulis, maz Aji mengoreksi, dan aku tulis ulang. Hahaha seakan-akan itu jadi pembantaian pada maz Praja. Namun, tiba-tiba seluruh peserta berdecak kagum melihat kearah Savana, tapi kami tetap sibuk dengan tugas masing-masing.
“ono opo to?” tanyaku
“Merak jantan terbang” kata seseorang
Haaah??? Merak hijau (Pavo muticus) Jantan!?? Terbang?!!. Telo, dari tempat dudukku tidak kelihatan sama sekali. Sudah dua kali mengunjungi TN Baluran yang katanya banyak Merak hijau, tapi belum pernah aku melihat pertunjukkan seperti itu.
Hari ke empat jalan-jalan ke Bama Beach, keadaannya masih sama dengan tahun kemarin. Pasir putih, ayunan, pohon mangrove, macaca, dan belum dapat kesempatan snorkling-an. Hari ini air laut tidak kunjung surut, padahal aku kangen melihat biota laut Baluran yang amazing. Disini aku melihat pertama kalinya Kangkareng perut-putih (Anthracoceros albirostris).
kangkareng perut putih by Imam Kholil

Sampai di akhir acara, yaitu pengumuman pemenang. Aku merasa senang dan lega ketika juara ketiga dibacakan karena Bionic yang menggondolnya. Kemudian dibacakan juara kedua, Haaah! Bionic lagi, rasa senang bertambah dan bercampur rasa bangga. Setelah itu juara pertama, aku sempat melihat sekeliling peserta yang menunggu kutipan artikelnya dibacakan. Dan HAAAAAHH!! Bionic lagiii??? Gilee. Aku malah jadi heran sendiri....Hehe. Setiiillll....!
Alhamdulillah

Srigunting Kelabu



Suatu hari saya pergi ke bukit Plawangan. Dalam perjalanan pulang saya menemukan dua ekor anakan Srigunting Kelabu yang sudah memasuki masa immature. Kedua individu tersebut diam, tenang. Namun, ketika sang induk mulai mendekat, kedua anak tersebut mencicit dan membuka mulutnya lebar-lebar. Induk hanya membawa satu serangga yang diberikan pada salah satu anaknya. Kemudian induk pergi lagi, kedua anak pun terdiam lagi.  Tak lama kemudian sang induk kembali, kedua anak mulai mencicit dan membuka mulutnya lebar-lebar. Sang induk pun hanya membawa satu serangga lagi (sejenis tawon-tawonan), tetapi sang induk memberikannya pada anak yang belum mendapatkan jatah. Bahkan burung pun bersikap adil terhadap anak-anaknya.... Subhanallah...


mencicit sebelum induk datang

makan sejenis tawon