05 April 2013

Mengurangi Perjualbelian Burung




Perdagangan burung sangat marak dilakukan oleh setiap orang bahkan sudah menjadi hal yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Burung yang diperjualbelikan terkadang hasil pembiakan sendiri maupun tangkapan dari alam. Penangkapan burung dilakukan dengan berbagai cara dan teknik tersendiri di daerah dan orang yang berbeda. Burung yang ditangkap untuk dijual ataupun untuk dipelihara sendiri yang akan digunakan untuk lomba kicauan burung atau hanya dijadikan sebagai hiasan didepan rumah.
Kicauan dan warna yang indah membuat sebagian orang merasa nyaman hanya dengan memandangi dan mendengarkannya. Oleh sebab itu, banyak orang memiliki hobi memelihara burung dalam sangkar yang diletakkan didepan rumahnya agar mudah dilihat dan didengar ketika merasa suntuk/bosan. Selain itu, adanya kejuaraan burung berkicau dengan hadiah uang yang cukup menggoda untuk mencoba memenangkannya. Sehingga lebih banyak lagi orang yang ingin memiliki burung. Dengan cara membeli atau menangkapnya sendiri. Hal tersebut menyebabkan penurunan populasi burung secara signifikan. Hal tersebut dapat menyebabkan punahnya berbagai spesies burung yang dapat berdampak pada manusia yaitu terjadi peledakkan populasi dari mangsa burung misalnya peledakkan populasi ulat yang belakangan ini terjadi, kemudian burung yang telah punah tidak akan dapat dilihat oleh anak-cucu generasi mendatang dan dapat menyebabkan ketidakstabilan ekosistem.
Untuk mengurangi penjualan burung liar yang ditangkap yang pertama adalah mencari alternatif permainan baru atau kegiatan baru yang lebih menarik dari lomba kicauan burung yang bisa dijadikan hobi baru oleh banyak orang, misalnya dengan hobi membuat sketsa burung mengamati perilaku burung maupun fotografi burung yang ada dialam liar. Kedua, menyadarkan bahwa kicauan burung maupun warna bulu yang menghilangkan stres tidak hanya dapat dilihat didalam sangkar namun juga dapat dilihat melalui binokular langsung di habitat aslinya, misalnya dengan cara mengenalkan tentang birdwatching ke masyarakat luas melalui sebuah acara/lomba berhadiah yang dibuat untuk masyarakat yang tertarik kepada burung dengan tatacara dan ketentuan yang bersifat konservatif melestarikan burung dialamnya. Ketiga, memberi pembekalan dan pengetahuan mengenai dampak dari penangkapan burung liar yang dilakukan terus-menerus, melalui berbagai sosial media.
Dari ketiga konsep yang dibuat tersebut untuk membiasakan masyarakat tentang istilah “burung lebih indah di habitatnya” tidak akan mudah yang mungkin membutuhkan waktu beberapa tahun dan biaya yang cukup besar. Sampai pada akhirnya penangkapan burung liar berkurang diikuti dengan menurunnya perjualbelian burung di nusantara.
 

1 comment: