Perdagangan
burung sangat marak dilakukan oleh setiap orang bahkan sudah menjadi hal yang
biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Burung yang diperjualbelikan
terkadang hasil pembiakan sendiri maupun tangkapan dari alam. Penangkapan
burung dilakukan dengan berbagai cara dan teknik tersendiri di daerah dan orang
yang berbeda. Burung yang ditangkap untuk dijual ataupun untuk dipelihara
sendiri yang akan digunakan untuk lomba kicauan burung atau hanya dijadikan
sebagai hiasan didepan rumah.
Kicauan
dan warna yang indah membuat sebagian orang merasa nyaman hanya dengan
memandangi dan mendengarkannya. Oleh sebab itu, banyak orang memiliki hobi
memelihara burung dalam sangkar yang diletakkan didepan rumahnya agar mudah
dilihat dan didengar ketika merasa suntuk/bosan. Selain itu, adanya kejuaraan
burung berkicau dengan hadiah uang yang cukup menggoda untuk mencoba
memenangkannya. Sehingga lebih banyak lagi orang yang ingin memiliki burung.
Dengan cara membeli atau menangkapnya sendiri. Hal tersebut menyebabkan
penurunan populasi burung secara signifikan. Hal tersebut dapat menyebabkan
punahnya berbagai spesies burung yang dapat berdampak pada manusia yaitu
terjadi peledakkan populasi dari mangsa burung misalnya peledakkan populasi
ulat yang belakangan ini terjadi, kemudian burung yang telah punah tidak akan
dapat dilihat oleh anak-cucu generasi mendatang dan dapat menyebabkan
ketidakstabilan ekosistem.
Untuk
mengurangi penjualan burung liar yang ditangkap yang pertama adalah mencari
alternatif permainan baru atau kegiatan baru yang lebih menarik dari lomba
kicauan burung yang bisa dijadikan hobi baru oleh banyak orang, misalnya dengan
hobi membuat sketsa burung mengamati perilaku burung maupun fotografi burung
yang ada dialam liar. Kedua, menyadarkan bahwa kicauan burung maupun warna bulu
yang menghilangkan stres tidak hanya dapat dilihat didalam sangkar namun juga
dapat dilihat melalui binokular langsung di habitat aslinya, misalnya dengan
cara mengenalkan tentang birdwatching ke masyarakat luas melalui sebuah acara/lomba
berhadiah yang dibuat untuk masyarakat yang tertarik kepada burung dengan
tatacara dan ketentuan yang bersifat konservatif melestarikan burung dialamnya.
Ketiga, memberi pembekalan dan pengetahuan mengenai dampak dari penangkapan
burung liar yang dilakukan terus-menerus, melalui berbagai sosial media.
Dari
ketiga konsep yang dibuat tersebut untuk membiasakan masyarakat tentang istilah
“burung lebih indah di habitatnya” tidak akan mudah yang mungkin membutuhkan
waktu beberapa tahun dan biaya yang cukup besar. Sampai pada akhirnya
penangkapan burung liar berkurang diikuti dengan menurunnya perjualbelian
burung di nusantara.
wuediaaan....
ReplyDelete