Ardeidae
merupakan salah satu nama family/keluarga burung. Famili Ardeidae memiliki ciri
berkaki panjang, leher panjang, paruh panjang-lurus yang digunakan untuk
mencotok ikan, vertebrata kecil, atau invertebrata.
Pertama
kali yang membuat aku “kagum” melihat salah satu burung famili ini yaitu
Cangak Laut (Ardea sumatrana) di
Pulau Tanjung Bilik Baluran. Burung ini sangat besar sekitar 115 cm, berwarna
abu-abu gelap, iris kuning, paruh kehitaman dan kaki abu-abu. Terbang melintas,
mengepakkan sayap dengan anggun. Aku tertegun sesaat,…. menikmati indah
gerakkannya. Menurut MacKinnon dkk, burung ini biasanya terlihat berjalan
sendirian disepanjang pantai (memburu ikan) atau ditepian sungai. Aku selalu
melihatnya ketika akan meninggalkan suatu tempat, burung ini selalu mengantar
kepulanganku :)
dia sangat mengagumkan…
Selain
Cangak Laut yang baisanya ditemui disekitar laut, ada juga burung dari famili
ini yang tinggal ditengah kota seperti burung Cangak Abu, Koak Malam-kelabu di
Kehutanan UGM atau di sawah seperti Kuntul kecil, Kuntul besar, dll.
![]() |
Cangak merah |
Kemudian ada sahabatnya, yaitu Cangak Merah (Ardea purpurea), hampir mirip dengan Cangak Abu, namun warnanya coklat keoranyean. Jarang terlihat di langit Yogyakarta, susah ditemukan juga di Pantai Trisik. Menurut IUCN burung ini berstatus LC atau Least Concern atau bahasa lainnya kurang diperhatikan/ data kurang, adududu kasihan sekali burung ini.
Beralih
ke kerabatnya yang lain, yaitu Kuntul besar, Kuntul kecil, Kuntul Cina dan
Kuntul kerbau. Pertama kali mempelajari detail burung-burung ini ketika di
kampus ITS Surabaya bersama EP, dan Panji. Selama jadi anggota Bionic, burung
ini selalu dicuekin tapi ternyata mereka begitu unik, sayang sekali bila
dilewatkan :D
Kuntul
besar (Egretta alba) berukuran 95 cm,
berbulu putih bersih, pada masa tidak berbiak, kulit muka kekuningan, paruh hitam, ciri
khasnya paruh seperti melebihi belakang mata (kayak sobek gitu deh paruhnya), kaki
dan tungkai hitam. Menurut MacKinnon dkk, ketika masa berbiak, kulit muka
biru-hijau tidak berbulu, paruh hitam, bagian paha merah tidak berbulu, dan
kaki hitam, tapi aku belum pernah melihat fase berbiaknya. Perbedaannya dengan
Kuntul kecil (Egretta garzetta),
tentunya dilihat dari ukurannya (60 cm) yang berbeda jauh, paruh dan kaki berwarna sama-sama berwarna hitam. Cirinya ketika
masa berbiak, bulu tengkuk memanjang tipis seperti memiliki rambut yang dikucir
:D selain itu bulu punggung dan dada lebih panjang berjuntai.
![]() |
Kuntul kecil |
![]() |
Kuntul besar |
Aaa
yaya, mereka sangat berbeda… tapi bagaimana dengan Kuntul kerbau (Bubulcus ibis) yang hampir mirip dengan
Kuntul kecil. Eiitts… jangan salah… jika diperhatikan dengan baik-baik mereka
memiliki perbedaan. Kuntul kerbau (Bubulcus
ibis) memiliki tubuh yang lebih tegap (50 cm), leher lebih pendek, kepala
lebih bulat, serta paruh lebih pendek dan tebal (MacKinnon, dkk, 2010). Selain itu, warna paruhnya kuning terang. Pada
masa berbiak inilah yang membuatnya langsung ketahuan karena warna kepala, leher, dan
dada berwarna jingga. Kelihatankan bedanya?
![]() |
Kuntul kerbau |
![]() |
Kuntul kerbau berbiak |
Tapi bagaimana dengan
Kuntul Karang atau Kuntul Cina. Aaargh.. banyak sekaliii…
Tenang… kita bahas satu
persatu. Setelah mengetahui beberapa jenis Kuntul diatas, akan lebih mudah
mengenali kedua jenis burung ini.
Kuntul
karang (Egretta sacra) ukurannya agak
besar 58 cm. Memiliki dua fase warna, yaitu fase terang dan fase gelap. Pertama
kali melihat burung ini dengan fase gelap di Pantai Sembukan Wonogiri, yang
ditempuh selama 4 jam menggunakan sepeda motor dari Jogja. Fase gelap menurut
MacKinnon lebih umum ditemui, dan mudah dikenali karena berwarna abu-abu arang.
Namun jika bertemu dengan fase terangnya bagaimana dong??? Tenang aja toh….
Warna kakinya itu sedikit kehijauan dan terlihat lebih pendek, kemudian
paruhnya berwarna kuning pucat kayak pudar gitu deh…
Kuntul karang by Aji Nugroho |
Kuntul karang by Aji Nugroho |
Kuntul
Cina (Egretta eulophotes), sebenarnya hanya satu kali pernah tercatat di Pulau Jawa (MacKinnon, dkk 2010) tapi tak apalah... kuntul ini
(68 cm) berbulu putih, memiliki dua warna
paruh pangkal bawah kuning ujung hitam. Mirip dengan Kuntul karang, kakinya
berwarna kuning kehijauan, namun perbedaannya kaki Kuntul Cina lebih panjang. Ciri
khasnya yang lain mungkin jika telah terbiasa melihat berbagai jenis Kuntul,
akan terlihat bahwa paruhnya lebih runcing dibandingkan Kuntul lain.
![]() |
Kuntul Cina © Patrik Jonasson |
Tinggal
beberapa lagi yang inginku bahas mengenai anggota Famili ini… yaitu Kowak-malam
Abu yang sempat membuatku bingung membedakannya dengan Kokokan laut. Kemudian
sanak saudara Bambang, yaitu Bambangan merah, Bambangan kuning, Bambangan coklat,
dan Bambangan hitam. Dan burung-burung lainnya… Hehe tunggu edisinya di Keluarga Ardeidae yang Unik :)
Terimakasih dan Semoga
Bermanfaat….