04 March 2013

Part 2 Monitoring Elang Jawa sitaan BBKSDA Jawa Timur, di Gunung Ijen Banyuwangi


Malam harinyaa...
Didalam dinginnya malam itu, semua sudah berselimutkan selimutnya masing-masing harap-harap cemas tentang Silvia. Kemudian terdengar suara mobil mengelakson berulang kali, yang kami kira Silvia sudah datang, namun ternyata bukan. Mobil kedua datang dengan suara tenang, suasana kamar menjadi hening sesaat, yang kemudian menjadi ricuh setelah menyadari Silvia sudah datang. Kami pun bergegas keluar melihat keadaan Silvia. Kandang berukuran kecil diturunkan dari mobil Double Cabin milik BKSDA. Didalam kandang itu, Silvia terlihat berdiri tegap dengan bulu-bulunya yang agak basah. Pada akhirnya aku berhasil melihat Silvia tapi tidak seperti yang diharapkan yaitu ketika terbang bebas dengan wing makernya yang berwarna biru itu.
          Dalam kandang ada seekor burung dara terbujur kaku, namun tidak dimakan. Oleh karena itu, muncul ide untuk mencacah-cacah tubuh si burung dara menjadi beberapa bagian. Pelaku dalam pencacahan yaitu maz Prajawan dibantu Rizki dan maz Babi, dengan cepat mencabuti bulu-bulu burung dara tersebut. Terlihat bekas cengkraman cakar Silvia menembus dada dan merobek paha. Setelah daging dicacah, Silvia mau menyantapnya dengan lahap. Sementara aku dan maz Zul makan satu bungkus nasi goreng dengan lahap juga :D

Pagi harinya...
       Hari Saptu tanggal 2 Pebruari 2013, pagi yang cerah, Silvia harus di kembalikan ke kandang secepatnya. Kami harus bergerak cepat, maz Heru, maz Babi, maz Zul, maz Praja memperbaiki kandang, sedangkan aku, mb Alifi, mb Hanifa, dan Rizky menyiapkan air minum Silvia. Setelah semua sudah siap, Silvia kembali dilepaskan dalam kandang rehablititasi.
         Kami menuju warung Bu’IM untuk sarapan, dan karena tidak ada tugas memonitoring Silvia lagi, setelah sarapan kami bersiap untuk menuju ke puncak :D. Perjalanan ke puncak lumayan melelahkan, disela-sela perjalanan disisipi pengamatan yang kata maz Babi bisa dijadikan alasan beristirahat. Diperjalanan aku bertemu dengan Cica-kopi Melayu, Sikatan Mugimaki, Kancilan Emas, Sikatan Belang, dll. Jalan terus menanjak hingga pos terakhir yaitu Pos Bunder. Pos Bunder merupakan tempat penimbangan belerang, disana kami beristirahat. Kemudian kami melanjutkan perjalanan, perjalanan setelah Pos Bunder tidak terlalu menanjak bahkan sekitar ¾ jalan adalah jalan mendatar hingga puncak. 

            Pos Bunder





Sampai di puncak kami melihat indahnya Kawah Ijen namun beberapa saat kemudian datanglah kabut ditambah asap belerang yang berbau menyengat terbang kearah kami terbawa angin. Pada saat itu kami cukup lama terjebak asap dan bersembunyi dibelakang batu. Batuk-batuk dan rasa mual mulai menyerang beberapa dari kami. 



Sampai pada akhirnya kami putuskan untuk berjalan kebarat melewati tulisan “Dangerous Area” yang ternyata asap belerang tak kunjung pergi.


Kemudian kami berbalik arah menuju ke timur, yang akhirnya menunjukkan tanda-tanda pencerahan. Ohya, sebelum menuju ke timur kami ber-7 (aku, maz Praja, maz Zul, mb Alifi, mb Hanifa, Rizki, dan maz Babi) bergamnam style terlebih dahulu, sampai-sampai menarik perhatian wisatawan asing (wkwkwk edan po?). Setelah itu, kami keluar dari kumpulan asap itu sehingga dapat menikmati keindahan Kawah Ijen sepuasnya sambil ngopi dan berfoto-foto bersama maupun sendiri. Warna biru kehijauan dari kawah dan relief batuan yang mengelilingi kawah, begitu memanjakan mata. Subhanallah. 

Betapa kecilnya kita...




Perjalanan turun diwarnai dengan hujan, beruntung aku sudah siap dengan Jas Hujan Plastik andalan (yang katanya maz Zul, “4 ribu kok arep selamet”). Sampai Wisma ada beberapa tanda-tanda bahwa akan ada penghuni tambahan, yaitu Sendal maz Zuqi, Tas maz Nizar tapi maz Shaim yang bawa dan pasti mereka sama mb Imey. Setelah sholat jamak dzuhur dan ashar kami menuju warung Bu’IM. Disanalah kami bertemu dengan penghuni baru :D
 


No comments:

Post a Comment