Beberapa hari sebelumnya, aku mendengar
kabar akan ada monitoring Elang Jawa di Gunung Ijen selama satu minggu. Beberapa
jam sebelum keberangkatan yang telah di jadwalkan yaitu Minggu 27 Januari 2013 dini
hari, aku baru meminta izin ke orang tua, dan alhasil “Galau”. Sampai pada
akhirnya hari Senin 28 Januari 2013 aku putuskan berangkat dengan maz Zul ‘aza’
bermodalkan nekat dan tentunya restu orang tua, karena semua biaya ditanggung
alias gratis!
Berangkat naik Bus Akas sore hari jam 17.00
WIB dari Yogyakarta. Sampai di Banyuwangi jam 7.00 WIB Selasa 29 Januari 2013.
Pada saat itu aku dan maz Zul turun di depan Poliwangi (Politeknik Banyuwangi).
Disana kami mampir di Mapala Poliwangi untuk beristirahat. Sore hari, kami berangkat
naik ke Gunung Ijen diantar oleh arek-arek Poliwangi (maz Manut dan maz Guna)
menggunakan sepeda motor. Cuaca yang masih sedikit gerimis, mengharuskan kami
memakai jas hujan untuk melindungi diri dan tas yang lumayan gede (gedhi-gedhi
dung des).
Perjalanan kurang lebih (kalau tidak
salah) satu setengah jam dengan jalan yang naik naik naik dan turun plus dingin. Jalanan yang menanjak tajam
disebut Erek-erek, membuatku harus
turun dan berjalan kaki karena sepeda motornya tidak kuat, hiks. Dari kejauhan,
lima gunung terlihat berjejer dan Gunung Ijen salah satunya. Ditengah
perjalanan bertemu dengan maz Heru dan maz Moris yang
sedang birdwatching. Setelah
beristirahat sebentar dipinggir jalan, perjalanan dilanjutkan dan sampailah
kami di Kawasan Gunung Ijen yang sudah mulai gelap.
Kami segera masuk dan menaruh barang
bawaan dalam Wisma tempat kami akan tinggal. Disitulah aku bertemu dengan
keluarga di Ijen yaitu maz Praja, mb Alifi/Ipi (yang berangkat hari Minggu) mb
Hanifah/Nipul, Rizki, dan maz Babi (nama asli : maz Agus). Sebuah kenyataan
yang mengejutkanku, kalau nama arek-arek Mapala Poliwangi semuanya adalah nama
samaran, ckck. Setelah makan malam bersama dan bermain poker di Warung Bu’IM,
kami bagi tugas untuk monitoring esok hari. Aku dan maz Praja kebagian tugas
monitoring di kandang dimana Silvia (nama Elang Jawa) direhabilitasi.
Keesokan harinya Rabu 30 Januari 2013, udara pagi yang dingin. Setelah
sarapan, kami berangkat ke post masing-masing. Di atas kandang yang tingginya
kurang lebih 4 meter, aku dan maz Praja duduk, monitoring pun dimulai !.Ini tangga untuk naik ke atas kandang
Matahari mulai naik menyengat kulit, maz Praja mempunyai ide dengan membuat penyangga dengan batang kayu yang diatasnya diikat sebuah payung sehingga cukup membuat kami teduh. Mulai dari jam 08.00-12.00 kami melihat 4 ekor Elang dan seletah diidentifikasi semuanya adalah jenis Elang Hitam. Tiba-tiba, hujan turun memaksa kami kembali ke Wisma, bertemu maz Zul, mb Ipi, mb Nipul, dan Rizki dijalan. Setelah itu kami beristirahat diwarung Bu’IM makan siang dan bermain poker.
Inilah manusia-manusia yang kalah sore itu
Pertama maz Zul 'aza'
Kedua sayaa
Dan yang terakhir adalah maz Praja
Kamis 31 Januari 2013, bertugas dengan
maz Zul di Pos 1 naik ke bukit, maz Praja dan Rizki membuka jalan diatas pos
satu, mb Ipi mb Nipul dan maz Heru on the
road. Setelah kami sampai di Pos 1, maz Praja dan Rizki melanjutkan
perjalanan dengan membawa parang (sejenis pisau besar) untuk membuka jalan
supaya menemukan spot monitoring yang
lebih baik. Karena Pos 1 pandangan kurang luas, maz Zul mengatakan ada spot yang lebih baik yaitu tempat
monitoring minggu pertama yang berada tak jauh dari situ. Kami pun memutuskan
untuk menuju kesana dengan menerjang rerumputan yang tinggi, maz Zul harus
merasakan bagaimana rasanya nggelundhung
(berguling) direrumputan beberapa kali dan akhirnya sampailah kami dijalan yang
benar yaitu jalan bekas monitoring minggu pertama. Kami bertemu kembali dengan
maz Praja dan Rizki. Jiaaahhh! Ternyata maz Praja dan Rizki lewat jalan yang
memutar padahal ada jalan yang lebih dekat :P
Disana kami berempat melakukan monitoring melihat beberapa Elang, namun
lagi-lagi tidak menemukan Silvia #hiks :(Silviaaa dimana kaauu??). Disela-sela
monitoring, terik matahari kadang terasa panas, sehingga maz Praja maz
Zul membuat bifak dari batang-batang
pohon.
Sembari mereka sibuk dengan bifaknya,
aku dan Rizki terus melakukan pengamatan. Beberapa saat kemudian kerangka sudah
berdiri, namun waktu sudah menyuruh kami untuk turun. Kami menuju warung Bu’IM
untuk beristirahat. Aku lihat baterai kameraku habis, karena itu aku cas di
Kantor Pusat karena (sepertinya sih) hanya disana yang mempunyai solar sel aktif disiang hari.
Sore harinya selesai hunting anggrek bersama-sama, aku cek kamera
di Kantor Pusat dan tanda dikamera mengatakan baterai sudah terisi penuh, tapi
setelah aku bawa ke kamar, kamera tidak mau menyala, hiks banget. Teman-teman
bilang, “ya nanti coba cas di tempat Bu’IM”. Setelah sholat isak, kameraku
sempat terjatuh dari kantong jaket, mak
kriiiikkk -___- setelah itu dibawa maz Praja dicas ditempat Bu’IM. Sekitar
1 jam setelah dicas, maz Praja mencoba mengeceknya, aku bertanya “gimana maz? bisa
enggak?” tapi maz Praja tidak menjawab. Yasudahlah pasrah saja, dan tiba-tiba jepret (cahaya dari lampu blitz),
kameraku bisa menyala lagi :D alhamdulillah. Makan malam, pokeran dan bagi
tugas untuk esok hari yang tinggal enam orang karena beberapa dari kami ada
yang datang dan pergi. Setelah itu, yang lain kembali ke Wisma untuk
beristirahat, berbeda dengan aku dan maz Praja yang malam itu juga kembali ke
Wisma tapi untuk mengambil peralatan dan berencana motret bintang karena langit
sedang cerah.
Salah satu hasil jepretan maz Praja
Hari berikutnya Jumat 1 Pebruari 2013,
aku dan maz Zul kebagian tugas dijalan. Kami berjalan santai disepanjang jalan
sembari pengamatan dan menikmati sejuknya udara, tak lama kemudian melihat
Elang Hitam melintas wuuuus kemudian soaring. Lalu kami menemukan jalan yang
menuju kebukit selatan (selatan?) jalan, kami pun mencoba jalan itu dan
lagi-lagi harus menerjang rerumputan agar sampai ditempat yang lebih tinggi,
kali ini aku yang merasakan nggelundhung dan
ternyata rasanya hehehe. Di bukit itu kami bisa melihat pos yang sedang
ditempati Rizki dan maz Heru (pos bifak), walaupun tidak jelas. Beberapa menit
setelah itu, kami melihat dua Elang Hitam (tapi mana si Silvia ya?). Matahari
semakin panas, kemudian kami kembali turun kejalan melanjutkan perjalananan
menuju ke timur. Melihat Gelatik Batu Gunung, Kepudang Sungu Gunung,
Srigunting, jarak 2-3 meteran dengan seekor Ceret Gunung dan masih banyak lagi.
Sampai pada akhirnya berpapasan dengan mb Alifi dan maz Praja kemudian kami
berbalik menuju ke Wisma. Silvia mana silviaa... Monitoring hari ini hasilnya
nol atau tidak ketemu Silvia (lagi).
Sore harinya jika hujan tidak turun,
kami berencana hunting. Hujan pun
turun namun setelah ashar hujan mulai reda sehingga kami berangkat hunting. Baru beberapa meter dari Wisma,
ada telpon masuk di HP mb Alifi (ada sinyal), orang dalam telepon itu bilang, Silvia
ketemu di rumah warga daerah Kalirejo, Banyuwangi. “Kurang lebih 33-35 km dari
Ijen”, begitu kata Bu’IM. Dueeeng.
Rencana hunting pun dibatalkan dan langsung
turun untuk berdiskusi apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dan pada akhirnya
Silvia akan di jemput oleh orang-orang dari BKSDA Jawa Timur.
fotoku akeh. kwe nge fans ro aku yo rel? hahaha...
ReplyDeletehuu adanya fotomu e maz -. -
Deletehahaha, itu nama lapang, mbk arel.. :D
ReplyDeletesip wes, lanjuuuttt...
kapan dolen nang bwi maneh..!!
bsk pas ke baluran maz :D
DeleteTop 50 Casino With the Best Bonus Offers
ReplyDeleteBet365 Casino Review. Bet365 bet365 com au was one of the first online 프라하 사이트 casinos to 벳 365 코리아 우회 bring gambling 도박 사이트 options to its customers in a matter 먹튀 검증 업체 순위 of weeks. However,